Senin, Mei 09, 2011

M-Anus-ia

saya sadar setiap manusia dimiliki kelebihan dari mahluk lainnya. dan memang terbukti benar bahwa manusia dari asalnya dari sudut pandang mana pun selalu terbukti bahwa manusia tidak berasal dari hewan. kita adalah spesies kesempurnaan. tapi saya sendiri tak suka menggunakan kata spesies bagi manusia. kita buka keluarga macaca atau apapun itu. kita adalah manusia. manusia yang terlalu manusia.
kita dianugerahi otak yang mampu berakal, berencana, juga berpikir secara sistematis bahkan acak. apalah kurangnya. tak ada yang menandingi manusia dalam menggunakan otak. bahkan hewan tercerdas sekalipun.
namun,terkadang saya dan juga yang lain akhirnya terjerumus dalam dogma ini. kita terlalu bergembira dan lalu mengenangnya selalu bahkan membawa kemana-mana bahwa kita adalah manusia. jauh lebih hebat dari mahluk nyata yang lain. benarkah begitu?
dalam hakikatnya seharusnya mereka yang paling dalam segala hal mengayomi, melindungi, menata dan yang me semualah asal yang baik-baik terhadap mahluk lain. tapi nyatanya? inikah manusia? entahlah. saya sendiri masih sering terkadang membunuh semut hanya karena menggigit saya walaupun saya sering memberi mereka makanan di dalam kamar pengap kecil saya.
ketika merasuk dalam ranah dogma. maka kita dapati bahwa manusia juga mahluk yang paling sempurna di banding mahluk-mahlukNya yang lain. manusia diberi nafsu tapi juga nurani. hal yang tak dimilik oleh mahluk lainnya. syetan hanya mempunyai nafsu, bukan nurani begitu kata-kata digma yang saya pahami sehingga mereka mampu konsisten dengan sangat sabar dalam menghasut manusia. malaikat sendiri hanya diberi nurani tanpa nafsu sehingga mereka begitu patuh tanpa kompromi menaati segala kehendakNya. dan manusia sendiri bebas memilih untuk mempergunakan nurani juga nafsu mereka.
tak perlulah saya bahas dogma untuk membuktikan kebenarannya karena dilihat dari sudut pandang manapun dogma-dogma ini selalu benar. sempurna. tiadalah hasil bagi mereka yang menyangkal karena dogma ini datangnya dari Pencipta merera sendiri. tapi bila kita lihat dari kacamata manusia sebagai manusia akan kita dapati hal-hal yang rancu.
bila manusia memang lebih buruk dari malaikat mengapa kita yang di uji ata duanugerahkan (bahasa mereka yang merasa oprimis tanpa negatif) untuk turun ke dunia dan bebas memilih jalan? bukankah hanya yang terbaik yang selalu di uji? ujian pun datang makin lama makin berat karena hanya yang mamapu di uji lah yang akan di uji. begitu bukan?
jika ada yang beranggapan bahwa manusia lebih baik dari malaikat (bahasa mereka yang megalomaniac tanpa negatif). mengapa manusia banyak yang masuk neraka? mengapa manusia sendiri kadang tak mengeri posisinya atau tempat terbaiknya? malaikat sudah tahu peranannya dan juga tempat terbaiknya!
kali ini banyak manusia yang menghujat setan,iblis, atau apapun itu. manusia itu lebih baik dari iblis (bahasa mereka yang putih tanpa negatif).  dan ini setiap manusia sama pandangannya. timbul lai sebuah pertanyaan. bukankah manusia lebih serakah dari iblis? bukankah manusia lebih jahat dari iblis? iblis sendiri selalu berkerja sama sesamanya dan saling bahu membahu dalam mengerjakan kehendaknya. manusia? saling membunuh atau saling menjatuhkan? bahkan manusia sendiri takut pada setan. jadi mana yang lebih baik?
saya sendiri ketika timbul pertanyaan tak jelas seperti itu maka akan tersenyum dan selalu mengaggungkan manusia. karena saya yakin. manusia selalu terlalu manusia. dan tugas manusia hanyalah menjadi manusia dengan segala konsekuensinya.

bletak-bletuk

terkadang kita tertawa lalu anggap semua baik-baik saja. berjalan lurus tanpa indahkan kanan dan kiri. tanpa kejutan. ada pula yang lain. orang-orang lebih suka berbelak-belok sampai akhir. tak perlulah artikan itu. kau mengerti makna loyalitas. tentang jalan sendiri,kita tahu. ada yang keras berbatu,lalu berlubang,bahkan terkadang ada yang tanah setapak. kita sering benci ini jalan,maka jika ada persimpangan yang hadirkan itu jalan di salah satu simpang dan ulurkan yang keras halus tanpa geronjal,kita akan pilih yang terakhir. efisiensi waktu katanya. tapi mengapa selalu?terkadang memang ini yang harus dipilih,tapi mengapa selalu?
kita kadang kesampingkan ini untuk gelar,untuk tujuan yang belum akhir dan pendek. yang aku tahu jalan berbatu tanah setapak itu lebih bersensasi. ada banyak ilmu! juga pemandangan! bukankah begitu?lalu dimana makna pembelajaran?ada yang bilang sejak kita menghirup dunia maka sejak itulah kita belajar,tapi mana esensinya?menghapal?meniru?lalu cerca yang sudah ada?evaluasi katanya.
kita sering berada dalam persimpangan,tapi apa yang kita pilih?kita sering jadi pragmatis lalu akhirnya menuduh yang lain pragmatis. bingung?maka belajarlah,sesuatu yang berbatu dan bertanah itu belum tentu buruk. asalkan kita selalu berpegang pada kebenaran dan berlomba untuk kebaikan. hidup bukan tentang gelar jabatan melainkan tentang perbuatan!

Minggu, Mei 08, 2011

orang-orang di simpang jalan

terkadang kita tertawa lalu anggap semua baik-baik saja. berjalan lurus tanpa indahkan kanan dan kiri. tanpa kejutan. ada pula yang lain. orang-orang lebih suka berbelak-belok sampai akhir. tak perlulah artikan itu. kau mengerti makna loyalitas. tentang jalan sendiri,kita tahu. ada yang keras berbatu,lalu berlubang,bahkan terkadang ada yang tanah setapak. kita sering benci ini jalan,maka jika ada persimpangan yang hadirkan itu jalan di salah satu simpang dan ulurkan yang keras halus tanpa geronjal,kita akan pilih yang terakhir. efisiensi waktu katanya. tapi mengapa selalu?terkadang memang ini yang harus dipilih,tapi mengapa selalu?
kita kadang kesampingkan ini untuk gelar,untuk tujuan yang belum akhir dan pendek. yang aku tahu jalan berbatu tanah setapak itu lebih bersensasi. ada banyak ilmu! juga pemandangan! bukankah begitu?lalu dimana makna pembelajaran?ada yang bilang sejak kita menghirup dunia maka sejak itulah kita belajar,tapi mana esensinya?menghapal?meniru?lalu cerca yang sudah ada?evaluasi katanya.
kita sering berada dalam persimpangan,tapi apa yang kita pilih?kita sering jadi pragmatis lalu akhirnya menuduh yang lain pragmatis. bingung?maka belajarlah,sesuatu yang berbatu dan bertanah itu belum tentu buruk. asalkan kita selalu berpegang pada kebenaran dan berlomba untuk kebaikan. hidup bukan tentang gelar jabatan melainkan tentang perbuatan!
ocehan dekat fajar

ada banyak yang memuja sesuatu hal yang sering tak terkira oleh nalar. hal-hal yang mungkin menjadi keseharian bahkan kewajiban yang tak tertulis bagi tiap-tiap manusia. semua terbuai. semua tertelikung. masih adakah yang sadar? terutama mereka yang masuk dalam lingkarannya juga sel-sel pembentuknya?
tak pernah kita diperintahkan untuki bersistem pada hal-hal tersebut.hanya diharuskan pada saat-saat baik tertentu kita mematuhinya. sebuah kebodohan jika kita hanya terus mengikuti tanpa tahu mengapa dan apa tujuannya.
pembalikan yang benar-benar sukses. apakah itu? buka mata, buka hati, juga pikiran agar kau tahu maksudku
waktu terbaik adalah saat yang lain lain lengah dan kita siap. tetapi semua dibalikkan. manusia memang mudah dibohongi. juga dibuai. sedikit saja mendapatkan hal yang katanya baik atau agung lalu mereka menjadi puas dan takut keluar darinya. mereka lalu mereka menjadi budak-budak belian kala yang menjadi indah padahal hanya sendatan yang nyata bagi dirinya.
hitam seakan-akan menjadi setan lalu malam menjadi setan dan siang adalah teman maka terang adalah malaikat.
benar-benar impian mereka yang menjadi kenyataan. menguasai bukan hanya ekonomi ataupun sektor lainnya bahkan kebiasaan manusia!
sekarang tinggal kita yang berani atau tidak mengubah segalanya. membenahi peradaban bukan berarti menjadi kearab-araban ataupun menjadi nusantara lama yang terlena lalu bermalas-malasan.
berani pulakah kita menjadi beda? bahkan sekarang pun mereka menjadi beda selalu dikucilkan, bahkan dianggap menjadi tidak baik. wajar saja kita sedikit punya orang jenius yang sukses. mereka dikucilkan bahkan selalu merasa terasing dan akhirnya terbunuh oleh sepinya sendiri. karena beda menjadi hal yang menakutkan bagi kita. hanya mengikut bahkan mengekor yang kita mampu.
ini bukanlah omong kosong belaka. jika kita mampu mencerna maka akan kita temukan musuh besar dalam hal yang dibicarakan ini. dan bila ini tak mampu dibuktikan maka aku takan menangis. setidaknya ini  telah dicoba dan akhirnya mati dengan membawa segala semangat.
lihatlah disaat tak ada suara maka kau akan sadar apa yang kumaksud. bangunlah dan terjagalah. kita bangun segalanya. walau berdarah-darah bhakan tak terjamah dengan mereka yang mengatasnamakan dirinya kesuksesan versi mereka. semangat. bunuh segala dengan jiwa yang penuh nyala.
dan bila tulisan ini mengganggu maka anggaplah saja sebagai ocehan dekat fajar yang sang penulisnya saja tak sadar bahkan tak mengerti apa yang dituliskannya. karena memang begitu adanya
wengi

lama ku tak nikmati hidup
berkeluh kesah juga bersandar
pada gelap yang sering bersua
tersirap terjaga pada nyenyaknya tangisan
bunga kelabu di merah jingga wajahmu

aku tak berharap
hanya bersiap lancarkan otak, doa, juga tenaga
banyak yang tertawa. picingkan mata
sok tua lalu berkata bijak dengan isi yang cekak

semua terbalik
seperti kembali di jaman udik
saat kau dan aku masih umbar ingus kecil
dan tertawa renyah tanpa gelayut sendu di wajah

balik usia menerka
kerontang kekeringan mulai melanda
ah,,, apa jua kau bicara padaku
semua hanya kata semu dari mulutmu
tuk lancarkan aksimu???
atau terkenalkan rupamu????

hidup hanyalah cobaan
agar setiap kita tahu kemana jalan
bukan hanya lurus
tapi seperti yang kau inginkan!