Rabu, Maret 06, 2013

DELIRIA[i]



Setahun adalah ukuran waktu, semu, hanya buatan manusia. Bukan kau dan aku, tapi kuantitas standar sebagai patokan ukuran. Antara ruang, waktu, bahkan sampai ketidaktahuanmu menjadi saling terkait, mengait, hingga sebab akibat pun membuncit. Setahun bukan sebuah ukuran yang singkat, namun juga tak lama. Relatif. Sampai akhirnya ukuran otak kita yang hanya 1500cc ini menyerah pada keterbatasan kemampuan berpikir, relativitas pun muncul.
Setahun ini, ada segudang pengalaman. Kejadian yang direkam oleh secuil bagian tubuhmu, dimaknai. Pertama, pupil mengatur cahaya yang masuk, diterima retina. Korteks visual di hemisfer kanan dan kiri otakmu menerjemahkan setelah setiap neurotransmitter mengirimkan sinyal-sinyal stimulan yang di dapat. Percayakah, bahwa cahaya yang seringkali didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik yang panjangnya antara 380-760 nanometer , didaulat sebagai benda yang mengantarkan kita melihat dunia? Hingga setiap memori jangka pendek maupun panjang terekam dalam korteks inferotemporal, sebagai ingatan visual. Tanpanya, pengalaman, walaupun empiris tak akan tergambar nyata, utuh. Kedua, segala ingatan tersebut yang berkaitan secara emosional akan tersimpan dalam amigdala. Otak pun bisa penuh, yang lama akhirnya terkikis, keterkaitan emosional pun perlahan surut walau punya pengalaman.
Semua ingatan ini akan berujung pada keputusan diri, membuatnya emosional atau hambar tanpa keterkaitan. Terserah, bebas tentunya. Pelajaran yang diambil pun menjadi hak penuh si empunya otak.
Semua perjalanan yang terlewati, konflik, persahabatan, canda, tawa, suka, duka, dafuq, sampai asu yang diumpatkan dari mulut, adalah warna. Ya, bukankah rumah kita penuh warna? Bukan hanya cat kusam saja yang menempel di dinding, tetapi juga segala punting rokok, tikar yang bau, juga enternit yang hampir jebol, bahkan akar beringin tua yang menembus dalam kamar mandi! Betapa indahnya bukan? Semua itu tetap terekam dalam otak yang 1500cc-mu itu. Jadi pelajaran, pengalaman, bukti intelektualitas? Mungkin.
Satu tahun itu telah lewat, jadi kenangan, pelajaran, pengalaman. Bukan main mudahnya kita lupa detail setiap kejadiannya. Laiknya asam sulfat (H2SO4) yang menggerogoti kain, melepuh, lalu hilang tanpa bekas. Lenyap.
Ada kalanya kekurangan maupun kelebihan menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan. Keduanya adalah oksigen dalam reaksi oksidasi, memicu setiap reduksi maupun oksidasi. Tak akan pernah berujung sampai kiamat datang atau beringin di depan rumah itu roboh.
Penulis, editor, fotografer, layouter, kurator, redaktur, pencari iklan (istilahe opo? Marketing?) semuanya bereaksi, saling memberikan gaya masing-masing, secara adekuat. Tumbukan pun kadang terjadi. Akan tetapi, kembali pada hukum alam, seperti kata si Newton, ∑F=0. Ya, diakhir adalah nol. Semua momen gaya itu hanya akan menjadi memori, ingatan, yang terkadang kehilangan makna. Beberapa dari memori itu mati, hilang. Beberapa lainnya hidup. Di akhir, kita hanya mampu mengingatnya, mengenang, tanpa mampu memasukinya kembali.
Setahun lalu adalah adalah waktu yang mungkin selalu terngiang, baik ataupun buruk, tak akan ada yang mampu dibuat sebagai pembandingnya. Laiknya rumah tua angker yang tak mungkin mampu berhenti kita pikirkan, selalu berubah, tak bisa dibandingkan dalam hidup. Semua sahabat, kawan, cinta, benci, juga dengki terangkum dalam interaksi yang tak pernah kita kira sebelumnya.
Sayangnya, satu tahun itu hanyalah sebuah pijakan bagi tahun-tahun yang akan datang. Pijakan sebelum akhirnya melompat tinggi ataupun berlari atau mungkin jatuh terperosok secara tak sengaja. Namun, tiap dari kita pasti tahu, bahwa kita tak mungkin kehilangan perhatian dari setiap yang lalu walaupun tak semua yang selamanya akan selalu menjadi lebih baik.

Tulisan tanpa edit dalam alunan in my life-john lennon dengan diare yang masih ditahan.
 Moch. Luthfi A.6 Desember 2012, 02.59 WIB





[i] Biasa disebut delirium, keadaan kebingungan mental sementara secara cepat yang biasanya berfluktuasi dalam intensitas. Biasanya terjadi dalam demam, gangguan kesadaran, intoksiktasi. Delirium ditandai dengan gelisah, kegembiraan, delusi, halusinasi, dsb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar