Setahun adalah ukuran waktu, semu,
hanya buatan manusia. Bukan kau dan aku, tapi kuantitas standar sebagai patokan
ukuran. Antara ruang, waktu, bahkan sampai ketidaktahuanmu menjadi saling
terkait, mengait, hingga sebab akibat pun membuncit. Setahun bukan sebuah
ukuran yang singkat, namun juga tak lama. Relatif. Sampai akhirnya ukuran otak
kita yang hanya 1500cc ini menyerah pada keterbatasan kemampuan berpikir,
relativitas pun muncul.
Setahun ini, ada segudang
pengalaman. Kejadian yang direkam oleh
secuil bagian tubuhmu, dimaknai. Pertama, pupil mengatur
cahaya yang masuk, diterima retina. Korteks visual di hemisfer kanan dan kiri
otakmu menerjemahkan setelah setiap neurotransmitter mengirimkan sinyal-sinyal
stimulan yang di dapat. Percayakah, bahwa cahaya yang seringkali didefinisikan
sebagai gelombang elektromagnetik yang panjangnya antara 380-760 nanometer ,
didaulat sebagai benda yang mengantarkan
kita melihat dunia? Hingga setiap memori
jangka pendek maupun panjang terekam dalam korteks inferotemporal, sebagai
ingatan visual. Tanpanya,
pengalaman, walaupun empiris tak akan tergambar nyata, utuh. Kedua, segala
ingatan tersebut yang berkaitan secara emosional akan tersimpan dalam amigdala.
Otak pun bisa penuh, yang lama akhirnya terkikis, keterkaitan emosional pun
perlahan surut walau punya pengalaman.
Semua ingatan ini akan berujung
pada keputusan diri, membuatnya emosional atau hambar tanpa keterkaitan.
Terserah, bebas tentunya. Pelajaran yang diambil pun menjadi hak penuh si
empunya otak.
Semua perjalanan yang terlewati,
konflik, persahabatan, canda, tawa, suka, duka, dafuq, sampai asu yang
diumpatkan dari mulut, adalah warna. Ya, bukankah rumah kita penuh warna? Bukan
hanya cat kusam saja yang menempel di dinding, tetapi juga segala punting
rokok, tikar yang bau, juga enternit yang hampir jebol, bahkan akar beringin tua yang menembus
dalam kamar mandi! Betapa indahnya bukan? Semua itu tetap terekam dalam otak
yang 1500cc-mu
itu. Jadi pelajaran, pengalaman, bukti intelektualitas? Mungkin.
Satu tahun itu telah lewat, jadi
kenangan, pelajaran, pengalaman. Bukan main mudahnya kita lupa detail setiap
kejadiannya. Laiknya asam sulfat (H2SO4) yang
menggerogoti kain, melepuh, lalu hilang tanpa bekas. Lenyap.
Ada kalanya kekurangan maupun
kelebihan menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan. Keduanya adalah
oksigen dalam reaksi oksidasi, memicu setiap reduksi maupun oksidasi. Tak akan
pernah berujung sampai kiamat datang atau beringin di depan rumah itu roboh.
Penulis, editor, fotografer,
layouter, kurator, redaktur, pencari iklan (istilahe opo? Marketing?) semuanya
bereaksi, saling memberikan gaya masing-masing, secara adekuat. Tumbukan pun
kadang terjadi. Akan tetapi, kembali pada hukum alam, seperti kata si Newton,
∑F=0. Ya, diakhir adalah nol. Semua momen gaya itu hanya akan menjadi memori,
ingatan, yang terkadang kehilangan makna. Beberapa dari memori itu mati,
hilang. Beberapa lainnya hidup. Di akhir, kita hanya mampu mengingatnya,
mengenang, tanpa mampu memasukinya kembali.
Setahun lalu adalah adalah waktu
yang mungkin selalu terngiang, baik ataupun buruk, tak akan ada yang mampu dibuat
sebagai pembandingnya. Laiknya rumah tua angker yang tak mungkin mampu berhenti
kita pikirkan, selalu berubah, tak bisa dibandingkan dalam hidup. Semua
sahabat, kawan, cinta, benci, juga dengki terangkum dalam interaksi yang tak
pernah kita kira sebelumnya.
Sayangnya, satu tahun itu hanyalah
sebuah pijakan bagi tahun-tahun yang akan datang. Pijakan sebelum akhirnya
melompat tinggi ataupun berlari atau mungkin jatuh terperosok secara tak
sengaja. Namun, tiap dari kita pasti tahu, bahwa kita tak mungkin kehilangan
perhatian dari setiap yang lalu walaupun tak semua yang selamanya akan selalu
menjadi lebih baik.
Tulisan tanpa edit
dalam alunan in my life-john lennon dengan
diare yang masih ditahan.
Moch.
Luthfi A.6 Desember 2012, 02.59 WIB
[i] Biasa disebut delirium, keadaan
kebingungan mental sementara secara cepat yang biasanya berfluktuasi dalam
intensitas. Biasanya terjadi dalam demam, gangguan kesadaran, intoksiktasi. Delirium
ditandai dengan gelisah, kegembiraan, delusi, halusinasi, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar