PAGI, ALAM, DAN RUH
Pagi ini seperti biasa, mata terbuka ketika mentari baru saja hampir naik. Setidaknya pagi masih berlangsung dimana kicauan burung masih ribut menyambutnya. Pagi selalu menjadi hal tersendiri. Tenaga masih terkumpul untuk satu hari penuh setelah kita berbaring sejenak dan melupakan segala yang terjadi sebelumnya dalam mimpi penuh misteri yang tak pernah kita bisa mengendalikannya.
Berbicara soal mimpi maka selalu akan timbul tanda tanya besar. Kita yang terbiasa dikendalikan oleh otak secara inderawi menjadi lemah dan tak mampu berbuat apa-apa soal mimpi. Bahkan ada rasa, secara penglihatan kita tertipu. Semua yang tergambar dalam mimpi seakan-akan benar-benar terjadi di hadapan kita secara nyata. Mata jelas tertipu. Ketika tidur mata kita tertutup, tetapi perasaan kita saat kita bermimpi mengirimkan stimulus bahwa hal itu sperti benar terjadi adanya. Mungkin inilah yang dipikirkan einstein ketika berujar bahwa imajinasi lebih penting daripada ilmu pasti.
Biologi menjelaskan secara nyata bagaimana syaraf penglihatan kita bekerja saat menerima rangsang cahaya dari benda-benda. Sebuah kenyataan besar mengalahkan hal tersebut. Seperti yang saya ungkapkan di atas, mata kita tertipu dengan kata lain syaraf-syaraf tersebut tak mampu lagi dijelaskan secara ilmu pasti.
Pertanyaan besar pun masih mengemuka pagi ini. Terbangun ketika mentari sudah mulai merangkak pelan menuju cakrawala dengan segala keteraturan alam semesta yang begitu sempurna. Masih saja saya tak mengerti. Mana mungkin rasio akal pikiran kecerdasan manusia mampu menjelaskan semua tersebut secara patokan manusia yang disebut ilmiah? Itu terbukti sampai kini. Tak ada manusia di belahan alam semesta manapun yang mampu menjelaskan hal tersebut.
Manusia memang mahluk yang congkak. Rasio sendiri yang mengatakan hal demikian. Manusia membabat alam sampai hampir habis lalu kebingungan sendiri ketika alam mulai menjadi tak seimbang. Parahnya, manusia tak pernah mau disalahkan seorang diri. Saya masih bertanya, mengapa manusia menyalahkan binatang sebagai sumber-sumber penyakit tertentu. Flu salah satunya. Saya sempat terpikir sebah pertanyaan. Apakah sejak dulu memang sudah ada flu pada binatang? Atau manusia yang mengganggu keseimbangan alam sehingga muncul virus flu? Atau malah manusia sendiri yang menciptakan virus flu?
Pertanyaan-pertanyaan itu belum mampu saya jawab, mungkin saja si google bisa sehingga saya juga bisa nantinya.
Bersambung....................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar