Ada penggalan salah satu hikayat Afganistan berkata, sungguh bodoh orang yang menangisi kesialan
dan tak mau belajar dari pengalaman, ya, kesialan dan pengalaman. Di antara
keduanya, terkadang mereka saling berpelukan mesra. Ibarat sahabat, mereka
berdua terkadang berjalan beriringan, namun tak jarang pula berjalan
sendiri-sendiri, bermusuhan barangkali. Itulah kiranya yang terjadi pada setiap
manusia. Tak ubahnya jalan menuju Roma, berkelok-kelok, naik turun, kadang pula
harus berhenti dan memutar balik.