Senin, Maret 26, 2012

Mau Kemana ????


Perkerjaan dan profesi. Dua kata yang sering menjadi acuan kita dalam memilih jenjang pendidikan maupun jurusan yang kita ambil. Saat ini, memang mungkin kita telah mengalami pergeseran tujuan pendidikan secara nyata. Jika jaman dahulu pendidikan dimaksudkan secara sempit untuk mengubah pandangan seseorang dari hal-hal mistik menjadi empiris, maka saat ini berubah, untuk mendapatkan perkerjaan secara riil.
Saya secara tidak langsung menjadi teringat jaman politik etis Van Der Venter (semoga benar menulisnya), juga jaman Kartini, Dewi Sartika, Boedi Oetomo, dsb. Saat itu, pendidikan diadakan sebagai sebuah

Selasa, Maret 13, 2012

BOKER


MENULIS = BOKER

Buku, tulisan, dan pendidikan. Tentu tak dapat kita pisahkan. Bahkan bila kita melihat lebih jauh, lebih luas, maju tidaknya suatu kebudayaan pun diukur dan ditunjang oleh minimal ketiga hal tersebut. Sebut saja masa sejarah, masa dimana manusia mulai mengenal tulisan menurut buku diktat zaman SMP, ditandai dengan aksara yang dikumpul dan menjadi sebuah tulisan. Indonesia sendiri masuk masa sejarah pada abad keempat, ditandai dengan ditemukannya prasasti kerajaan Kutai.
Tulisan, saya rasa semua yang bersekolah, mayoritas akan bisa menulis (bukan sekolah PAUD tentunya). Namun, bagaimana isi tulisan tersebut, bermaknakah, berisikah, berilmukah, atau hanya coretan huruf-huruf tak bermakna? (walau dalam psikologi, setiap goresan itu mempunyai makna tersendiri hehehe). Inilah yang menjadi soal. Tak semua tulisan enak dibaca. Tak semua kata-kata mudah dipahami. Tentu pula tak semua kalimat itu bermakna.

Pendidikan Politik untuk Mahasiswa Segolongan

Pendidikan Politik untuk Mahasiswa Segolongan


Beberapa waktu belakangan ini, bahkan baru saja berakhir, suasana perpolitikan mahasiswa di kampus UGM ramai. Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) baru saja usai. Telah terpilih anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) juga Presiden Mahasiswa (Presma) BEM KM. Sekitar sebelas ribu mahasiswa berpatisipasi dalam pemira tahun ini, jumlah yang hampir tak begitu banyak berubah dari tahun kemarin.
Sedikitnya mahasiswa yang berpatisipasi kadang menimbulkan pertanyaan. Masih representatifkah hasil pemilihan tersebut? Ataupun barangkali, masih diperlukankah lembaga-lembaga mahasiswa tersebut?